Umar Hasyim dalam buku Sunan Muria, Antara Fakta dan Legenda
(1983) berpendapat bahwa Sunan Muria adalah anak Sunan Kalijaga dengan
isterinya, Dewi Sarah, puteri Maulana Ishaq. Sunan Muria ketika lahir
diberi nama Raden Umar Said atau Raden Said. Beliau menikah dengan Dewi
Sujinah, adik dari Sunan Ngudung dan mempuyai anak laki-laki yang diberi
nama Pangeran Santri atau Sunan Kadilangu. Karya Sunan Muria di
antaranya:
- Tembang Sinom
- Tembang Kinanti
Tidak
ada yang meragukan reputasi Sunan Muria dalam berdakwah. Gayanya
moderat, mengikuti Sunan Kalijaga, menyelusup lewat berbagai tradisi
kebudayaan Jawa. Misalnya adat kenduri pada hari-hari tertentu setelah
kematian anggota keluarga, seperti nelung dina sampai nyewu,
yang tidak diharamkannya. Hanya, tradisi berbau klenik seperti membakar
kemenyan atau menyuguhkan sesaji diganti dengan doa atau shalawat.
Sunan Muria juga berdakwah lewat berbagai kesenian Jawa, misalnya
mencipta macapat, lagu Jawa. Lagu sinom dan kinanti dipercayai sebagai
karya Sunan Muria, yang sampai sekarang masih lestari (Hidayat dan
Kristiyanto, 2001).
Lewat
tembang-tembang itu ia mengajak umatnya mengamalkan ajaran Islam.
Karena itulah, Sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata
ketimbang kaum bangsawan. Daerah dakwahnya cukup luas dan tersebar.
Mulai lereng-lereng Gunung Muria, pelosok Pati, Kudus, Juwana, sampai
pesisir utara. Cara dakwah inilah yang menyebabkan Sunan Muria dikenal
sebagai sunan yang suka berdakwah tapa ngeli, yaitu dengan “menghanyutkan diri” dalam masyarakat.
Pengaruh
Sunan Muria hingga saat ini masih besar. Sampai kini, kompleks makam
Sunan Muria, yang terletak di Desa Colo, tidak pernah sepi dari
peziarah. Kurang lebih ada sekitar 15.000 peziarah tiap hari. Mereka
berasal dari seluruh pelosok Nusantara. Bahkan ada yang datang dari luar
negeri, terutama dari negara Islam.
Beliau
mengembangkan dan menyebarkan agama Islam di daerah pedesaan, terhadap
kalangan rakyat jelata yang miskin dan masih belum terpelajar, terutama
di lereng Gunung Muria. Dalam menyiarkan agama Islam beliau menggunakan
media kesenian dan pelatihan. Media kesenian yang digunakan oleh beliau
adalah karawitan atau gending, bahkan beliau menciptakan tembang
berbahasa Jawa Sinom dan kinanthi. Hal ini menyebabkan masyarakat merasa
gembira dalam mempelajari ajaran agama dan kemudian tanpa berat hati
mau memeluk agama Islam. Selain kegiatan penyebaran agama terhadap
rakyat jelata beliau juga mendukung Kerajaan Islam Demak serta ikut
serta mendirikan Masjid Agung Demak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan beri komentar