Nama
Abu bakar ash-Shiddiq ra. sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir
bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai
bin Ghalib bin Fihr17 al-Qurasy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi
saw pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Dan ibunya adalah Ummu
al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim.18
Berarti ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim. Ayahnya diberi
kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu
Bakar ash-Shiddiq ra. digelari Atiq. Imam Thabari menye-butkan19 dari
jalur Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama
Atiq (Abu Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.
I. NASABNYA.
II.KARAKTER FISIK DAN AKHLAKNYA,
Abu Bakar adalah seorang yang bertubuh
kurus, berkulit putih20. ‘ Aisyah menerangkan karakter bapaknya, “Beliau
berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggang (sehingga
kainnya seialu turun dari pinggangnya), wajahnya seialu berkeringat,
hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’ dan seialu mewarnai
jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam.”21 Begitulah karakter
fisik beliau. Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan,
keberanian, kokoh pendirian, seialu memiliki ide-ide yang cemerlang
dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar memiliki azimah (keinginan
keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan
berita-berita mereka, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan
segala janjiNya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud
terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi
Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhainya. Akan
diterang-kan kelak secara rinci hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan
akhlaknya yang mulia ini.
III. KEISLAMANNYA,
Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali
memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripadanya,
adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali memeluk Islam,
sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk Islam dari
golongan budak. Ternyata keislaman Abu Bakar ra. paling banyak membawa
manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan
keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta
kesungguhan-nya dalam berdakwah.22 Dengan keislamannya maka masuk
mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur sepérti Abdurrahman bin Auf,
Sa’ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin
Ubaidil-lah ra
Di awal keislamannya beliau menginfakkan
di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau
banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di
jalan Allah, seperti Bilal ra. Beliau selalu mengiringi
Rasulullah saw. selama di Makkah, bahkan dialah yang mengiringi beliau
ketika bersembunyi dalam gua dan dalam perjalanan hij-rah hingga sampai
di kota Madinah. Di samping itu beliau mengikuti seluruh peperangan yang
diikuti Rasulullah saw. baik perang Badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan
kota Makkah, Hunain maupun peperangan di Tabuk.
IV. ISTRI-ISTRI DAN ANAK-ANAKNYA23
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti
Abd al-Uzza bin Abd bin As’ad pada masa Jahiliyyah dan dari pernikahan
tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’. Beliau juga menikahi Ummu Ruman
binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari
pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah ra..
Beliau juga menikahi Asma’ binti Umais
bin Ma’add bin Taim al- Khats’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperisteri
oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahan ini lahirlah Muhammad
bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di
Dzul Hulaifah. Beliau juga menikahi Habibah binti Kharijah bin Zaid bin
Abi Zuhair dari Bani al-Haris bin al-Khazraj. Abu bakar pernah singgah
di rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian
mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di
suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh 24 hingga Rasulullah saw.
wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal
Rasulullah saw. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Kaltsum setelah
wafatnya Rasulullah saw.
V.BEBERAPA CONTOH KETELADANAN DAN KEUTAMAANNYA
Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi
para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, namun saya akan berusaha
meringkas sesuai dengan yang telah disebutkan al-Hafizh Abdullah
al-Bukhari dalam shahihnya yang termuat dalam Kitab Fadha’il Shahabat.25
1) Beliau Adalah Sahabat Rasulullah saw. di Gua Dan Ketika Hijrah
Allah berfirman,
“Jikalau tidak menolongnya (Muhammad)
maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang
kafir (musyrikin Makkah) mengeluar-kannya
(dari Makkah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika ke-duanya berada
dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah berduka cita,
sesungguhnya Allah bersama kita”. (At-Taubah: 40)
Aisyah, Abu Said dan Ibnu Abbas dalam
menafsirkan ayat ini mengatakan “ Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi
dalam gua tersebut.” Diriwayatkan dari al-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata,
“Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib
dengan harga 10 Dirham, maka Abu Bakar berkata kepada ‘Azib, Suruhlah
anakmu si Barra agar mengantarkan hewan tersebut.” Maka ‘Azib berkata,
“Tidak, hingga engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah
perjalananmu bersama Rasulullah saw. ketika keluar dari Makkah sementara
orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian.”
Abu Bakar berkata, “Kami berangkat dari
Makkah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu zuhur,
maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat di
bawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan
terlihat di situ ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi
saw. kemudian kukatakan padanya, “Istirahat-lah wahai Nabi Allah.”
Maka beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah
ada orang-orang yang mencari kami datang
mengin-tai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang pengembala kambing sedang
menggiring kambingnya ke arah teduhan di bawah batu tersebut ingin
berteduh seperti kami, maka aku bertanya padanya, “Siapa tuannmu wahai
budak?” Dia menja-wab, “Budak milik si fulan, seseorang dari suku
Quraisy.” Dia menyebut nama tuannya dan aku mengenalnya, kemudian
kutanyakan, “Apakah kambingmu memiliki susu?” Dia menjawab, “Ya!” lantas
kukatakan, “Maukah engkau memeras untuk kami?” Dia menjawab, “Ya!” Maka
dia mengambil salah satu dari kambing-kambing tersebut, setelah itu
kuperintahkan dia agar member-sihkan susu kambing tersebut terlebih
dahulu dari kotoran dan debu, kemudian kuperintahkan agar menghembus
telapak tangannya dari debu, maka dia menepukkan kedua telapak
tanggannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah mempersiapkan
wadah yang di mulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka
segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke dalam tempat tersebut
dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi saw.
dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, “Minumlah
wahai Rasulullah saw..” Maka beliau mulai minum hingga kulihat beliau
telah kenyang, setelah itu kukatakan padanya, “Bukan-kah kita akan
segera berjalan kembali ya Rasulullah saw.?” Beliau menjawab, “Ya!”
Suraqah bin Malik bin Ju’syam
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan
sementara orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satupun
yang dapat menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju’syam yang
mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullullah, “Orang ini telah
berhasil mengejar kita wahai Rasulullah saw.,” namun beliau menjawab, “Jangan khawatir, sesungguhnya Allah beserta kita.”
Diriwayatkan dari Anas dari Abu Bakar
beliau berkata, “Kukatakan kepada Nabi saw ketika kami berada dalam gua,
‘Andai saja mereka (orang-orang Musyrik) melihat ke bawah kaki mereka
pastilah kita akan terlihat.’ Rasul menjawab,“Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga.”
2) Abu Bakar Adalah Sahabat yang Paling Banyak Ilmunya
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Suatu ketika Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan manusia dan berkata,”Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada di
sisi Allah.” Abu Sa’id berkata, “Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah saw. hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah Rasulullah saw. sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, ,“Sesungguhnya
orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan
mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan
mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan
memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-lslam dan kecintaan
karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu
Abu Bakar saja.”
Diriwayatkan dari Aisyah ra. istri
Rasulullah saw. ia berkata, “Ketika Rasulullah saw. wafat Abu Bakar
sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh- Ismail berkata, “Yaitu
sebuah kampung, maka Umar berdiri dan berpidato, “Demi Allah
sesungguhnya Rasulullah saw. tidak meninggal. ‘Aisyah ra. melanjutkan,
Kemudian Umar berkata, “Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan
perasaan bahwa beliau belum mati, Allah pasti akari membangkitkannya
dan akan dipotong kaki dan tangán mereka (yang menga-takan beliau telah
mati, pent.). Kemudian datanglah Abu Bakar menyingkap kain yang menutup
wajah Rasulullah saw. serta menciumnya sambil berkata, Kutebus dirimu
dengan ibu dan bapakku, alangkah harum dan eloknya engkau saat hidup dan
sesudah mati, demi Allah yang diriku berada di-tanganNya mustahil Allah
akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya.”
Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata,
“Wahai orang yang telah bersumpah, (yakni Umar) tahanlah bicaramu!”
Ketika Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk, setelah memuji Allah
beliau berkata, “Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah
Muhammad saw maka beliau se-karang telah wafat, dan barangsiapa yang
menyembah Allah maka sesung guhnya Allah akan tetap hidup tidak pernah
mati. Kemudian beliau memba-cakan ayat,
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (Az-Zumar: 30).
Dan ayat,
“Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan member
balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali-Imran: 144).
Ismail berkata, “Maka manusia mulai
menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul bersama
Sa’ad bin Ubadah di Saqifah Bani Sa’idah dan mereka berpendapat, “Dari
kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga seorang
amir.” Maka segera Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, dan Abu Ubaidah bin
al-Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka, Umar berbicara tetapi Abu
Bakar menyuruhnya untuk diam, Umar berkata, “Demi Allah sebenarnya aku
tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang
kuanggap sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu
Bakar.”
Kemudian Abu Bakar bepidato dan
perkataarnnya sungguh mengena, beliau berkata, “Kami yang menjadi amir
dan kalian menjadi wazir.” Maka Hubab bin Munzir berkata, “Tidak Demi
Allah kami tidak akan terima, tetapi dari kami seorang amir dan dari
kalian seorang amir pula.” Abu Bakar menja-wab, “Tidak, tetapi kamilah
yang menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena sesungguhnya
mereka (Quraisy) yang paling mulia kedu-dukannya di bangsa Arab dan
yang paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian membai’at Umar ataupun
Abu Ubaidah.” Maka spontan Umar menja-wab, “Tetapi engkaulah yang lebih
pantas kami bai’at engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di
antara kami dan orang yang paling dicintai oleh Rasulullah saw. daripada
kami.” Maka Umar segera meraih tangán Abu Bakar dan membai’atnya
akhirnya orangorangpun turut membaiatnya pula.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. ia berkata, “Pandangan Nabi menengadah ke atas dan berkata, “Tetapi Yang kupilih adalah Ar-Rafiqul A’la (kekasih
Allah Yang Mahatinggi) 3X. ‘Aisyah ra. melanjutkan, “Tidaklah perkataan
mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) kecuali Allah jadikan bermanfaat
untuk manusia, profile Umar yang tegas berhasil membuat orang munafik
yang menyusup di antara kaum muslimin sangat takut padanya, dengan
kepriba-diannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu Bakar, beliau
berhasil menggiring manusia hingga mendapatkan petunjuk kepada kebenaran
dan mengetahui kewajiban mereka, Abu Bakar berhasil mengeluarkan umat
dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah saw. setelah
membacakan ayat,
“Muhammad itu tidak lain hanyalah
seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran :144).
3) Abu Bakar Adalah Sahabat Yang Paling Utama
Diriwayatkan dari Ibnu Umar dia berkata, “Kami selalu mem-bandingbandingkan
para sahabat di masa Rasulullah saw. maka
kami sepakat memilih Abu bakar yang paling utama, kemudian Umar,
selanjutnya Usman bin affan ” Diriwayatkan dari Muhammad bin
al-Hanafiyyah dia berkata, “Kuta-nyakan pada ayahku siapa manusia yang
paling baik setelah Rasulullah saw.” Maka beliau menjawab, “Abu Bakar!”
Kemudian kutanyakan lagi, “Siapa setelahnya?” Beliau menjawab, “Umar.”
Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya maka kukatakan,
“Setelah itu pasti anda. Namun beliau menjawab, “Aku hanyalah salah
seorang dari kaum muslimin.”
4) Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah saw. beliau bersabda, ”Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilih Abu bakar sebagai khalil namun dia adalah saudaraku dan sahabatku.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi
Malikah ia berkata, “Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin
az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka
dia berkata, “Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah saw.
pernah menyebutkan perihal dirinya, “Andai saja aku dibolehkan mengambil
Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya.” Abu
Bakar mengatakan, “Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika
bapak tidak ada).” Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi saw
” Tutuplah seluruh pintu-pintu kecuali pintu Abu Bakar.”
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari
bapaknya dia berkata, “Pernah seorang wanita mendatangi Nabi iH,
kemudian beliau menyuruh-nya kembali datang menghadapnya, maka wanita
itu bertanya, “Bagaimana jika kelak aku datang namun tidak lagi
menjumpaimu -seolah-olah ia meng-isyaratkan setelah rasul wafat- maka
Rasulullah saw. berkata,
“Jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar.“
Diriwayatkan dari Abu Darda”Aku sedang duduk bersama Nabi tiba-tiba muncullah Abu Bakar sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya, maka Nabi berkata, “‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang kesal maka berilah salam atasnya.” Maka
Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah saw., antara aku dan Ibnu
al-Khaththab terjadi perselisihan, maka aku segera mendatanginya untuk
meminta maaf, kumohon padanya agar mema-afkan aku namun dia enggan
menerima permohonanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang.”
Rasulullah saw. menjawab, “Semoga Allah mengam-punimu wahai Abu Bakar.” Sebanyak
tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan
mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, “Apakah di dalam ada Abu
Bakar?” Namun keluarganya menjawab, tidak, Umar segera mendatangi
Rasulullah saw. sementara wajah Rasulullah saw. terlihat memerah karena
marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan terhadap Umar dan memohon sambil
duduk di atas kedua lututnya, “Wahai Rasulullah saw. Demi Allah
sebenarnya akulah yang bersalah -dua kali-,” Maka Rasulullah saw.
berkata, “Sesungguhnya aku telah diutus Allah kepada kalian namun kalian mengatakan, “Engkau pendusta!” Sementara Abu Bakar berkata, “Engkau benar ” Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku ?” Setelah itu Abu Bakar tidak pernah lagi di sakiti.”
5) Abu Bakar Paling Dulu Masuk Islam dan Selalu Mendampingi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Wabirah bin Abdurrahman
dari Hammam dia berkata, Aku mendengar Ammar berkata, “Aku melihat
Rasulullah saw. pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima
orang budak, dua wanita dan Abu Bakar.”
6) Orang yang Paling Dicintai Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Abu Utsman dia berkata,
“Telah berkata kepadaku Amru bin al-Ash bahwa Rasulullah saw. pernah
mengutusnya dalam peperangan Dzatus Salaasil, kemudian aku mendatanginya
dan bertanya, “Siapakah orang yang paling kau cintai? Maka Rasulullah
saw. menjawab, ‘”Aisyah!” Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan
laki-laki?” Rasul menjawab, “Bapaknya.” Kemudian kutanyakan lagi, “Siapa
setelah itu?” Dia menjawab, “Umar!” Kemudian Rasulullah saw.
menyebutkan beberapa orang lelaki”.
7) Imán dan Keyakinannya yang Kuat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, “Aku pernah men-dengar Rasulullah saw. berkata, “Ketika seorang pengembala sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba datang seekor serigala memangsa seekor kambingnya, maka spontan pengembala tersebut mengejarnya, tiba-tiba serigala itu berpaling menoleh kepadanya dan berkata, ‘Siapa yang dapat menjaganya pada waktu dia akan dimangsa, yaitu hari tatkala tidak ada pengembala selain diriku Dan ketika seorang sedang menggiring sapinya yang membawa beban, maka seketika sapi itu menoleh padanya dan berkata, ‘ Sesungguhnya aku tidak diciptakan untuk tugas ini, tetapi aku diciptakan Allah untuk membajak.’ Orang-orang berkata, ‘Subhanallah!’ Maka Nabi bersabda, ‘ Sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaimana Abu Bakar dan Umar mengimaninya pula’.”
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar dia berkata, “Rasulullah saw.
bersabda,
” Barangsiapa menjulurkan pakaiannya (di bawah mata kaki) karena kesombongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.”
Maka Abu bakar berkata, “Sesungguhnya
salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku
selalu mengetatkarmya, maka Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakaiannya karena kesombongan.“
8)Kemauannya yang Tinggi
Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata,” Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, ” Barangsiapa menginfakkan
sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru
dari pintu-pintu surga, “Wahai Harnba Allah inilahke-baikan.Maka
barangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat,
barang siapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil dari pintu jihad, dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan. Maka Abu Bakar berkata, ‘ Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu, dan apakah mungkin seseorang dipangil dari setiap pintu wahai Rasulullah saw.?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘ Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk salah seorang dari mereka’.”
9)Keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dan Keluarganya
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. dia
berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah saw. dalam sebuah perjalanan,
ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida -atau di Dzatul
Jaisy- terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah saw. menyuruh
rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama
beliau, sementara mereka tidak menda-pati air dan tidak mempunyai air,
maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, Tidakkah engkau
melihat apa yang telah diperbuat oleh Aisyah?
Dia telah membuat Rasulullah saw.
berhenti dan manusia pun berhenti bersa-manya, sementara mereka tidak
mendapatkan air dan tidak memilikinya.’ Maka datanglah Abu Bakar ketika
Rasulullah saw. berbaring meletakkan kepala-nya di atas pahaku sedang
tertidur, Abu Bakar mendatangiku dan berkata, ‘Engkau telah menahan
Rasulullah saw. dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan
tidak pula mendapatkannya’.” ‘Aisyah ra. berkata, “Maka ayahku mencelaku
habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangan-nya, tidak
ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah saw.
terganggu tidurnya, sementara Rasululullah masih tetap tidur hingga pagi
datang dan mereka tidak memiliki air, maka Allah turunkan waktu itu
ayat mengenai tayammum,
‘Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).’(An-Nisa’: 43).
Usa’id bin Hudhair berkata, “Bukanlah ini
awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar.” Maka ‘Aisyah ra.
berkata, “Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan
ternyata kalung tersebut berada di bawahnya.”
10) Berita Gembira Untuknya Sebagai Penghuni Surga
Diriwayatkan dari Sa’id bin Musayyab dia
berkata, “Telah berkata kepadaku Abu Musa al-Asy’ari bahwa suatu hari
dia berwudhu’ di rumahnya kemudian berangkat keluar dan berkata, “Aku
harus mengiringi Rasulullah saw. hari ini.” Beliau berangkat ke mesjid
dan bertanya di mana Nabi saw, maka dijawab bahwa beliau keluar untuk
suatu hajat, maka aku segera pergi beru-saha menyusulnya sambil
bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke kebun yang di dalamnya
terdapat sebuah sumur bernama Aris, maka aku duduk di pintu -dan ketika
itu pintunya terbuat dari pelepah kurma- hingga beliau menyelesaikan
buang hajat dan setelah itu berwudhu, maka akupun berdiri berjalan ke
arahnya ternyata beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil
menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kakinya ke dalam sumur,
maka aku datang memberi salam kepadanya, kemudian kembali ke pintu
sambil berkata dalam hatiku, “Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu
Rasulullah saw. Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar ingin membuka
pintu, maka kutanyakan, “Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar!” Maka
kukatakan padanya, “Tunggu sebentar!” Aku segera datang kepada
Rasulullah saw. dan bertanya padanya, “Wahai Rasulullah saw., ada Abu
Bakar datang dan minta izin masuk!” Rasulullah saw. berkata, “Suruhlah dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga.”
Maka aku berangkat menujunya dan berkata, “Masuklah sesungguhnya
Rasulullah saw. memberitakan padamu kabar gembira bahwa engkau adalah
penghuni surga.”
Abu Bakar masuk dan duduk di sebelah
kanan Rasulullah saw. Sambil menjulurkan kakinya ke sumur sebagaimana
yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan dia menyingkap kedua betisnya
……………………….hingga akhir kisah.”
Diriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin
Malik dia pernah bercerita bahwa Nabi pernah menaiki gunung Uhud bersama
Abu Bakar, Umar dan Utsman, maka tiba-tiba gunung Uhud bergoncang dan
Rasulullah saw. lang-sung berkata, “Diamlah woahai Uhud sesunggnhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq ra. dan dua syahid.“
11) Sepak Terjangnya dalam Membela RasuIullah saw.
Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair dia
berkata, “Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru tentang
perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan RasuIuUah, maka dia
berkata, “Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu’ith mendatangi Nabi yang
sedang shalat, maka tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban
miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar
membelanya dan melepas-kan ikatan tersebut sambil berkata, “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, ‘Rabbku ialah Allah’ padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu.” (Al-Mukmin: 28).
16 Ibnu Katsir tidak menuliskan biografi ash-Shiddiq ra., teapi beliau hanya memeberikan petunjuk dalam kitabnya al- Bidayah wan Nlhayah kepada
sebuah kitab yang dlkarangnya khusus membahas kehldupan Abu Bakar,
harl-hannya, hadits dan hukum-hukum yang diriwayatkannya. Namun saya
tidak mendapatkan buku ini. Akhirnya terpaksa harus saya kumpulkan
secara ringkas mengai biografinya dari Thabaqat Ibnu Sa’ad, Tarikh ath-Thabari dan Shahih al-Bukhari17 Thabaqat Ibnu Sa’ad 3/ 169, Tarikh ath-Thabari, 3/ 425.
18 Ibid.
19 Tarikh ath-Thabari, 3/425
20 Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3/188
21 Ibid, 1/188, semakna dengan perkataan ini terdapat dalam ath-Thabari, 3/524.
22 Lihat al-Bldayah wan Nihayah, 3/26
23 Lihat Thabaqatlbnu Sa’ad, 3/169,174 dan Tarikh ath-Thabarí, ZI426
24 Nama tempat yang berada di Awal al-Mad¡nah, di situlah perkampungan Bani al-Harits bin al-Khazraj. (Mu’jam al-Buldan 3/265).
25 Lihat Shahih al-Bukhari, 4/189-197 (cetakan Istambul 1979 M).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan beri komentar