Halaman

Senin, 11 Maret 2013

Lebah Madu


"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan."
(QS. An-Nahl: 68-69)

    Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyedari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, iaitu lebah madu.
    Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh kerana itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru-iaitu madu dan menyimpannya untuk musim dingin yang akan datang.
    Sungguh menarik untuk diketahui  bahawa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata "wahyu" yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam ayat tadi.
    Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.

Organisasi Yang Luar Biasa Dalam Sarang Lebah

Kehidupan lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama "kehidupan sosial" lebah. Lebah harus melaksanakan banyak "tugas" dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35 C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.
Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Sistem kesihatan: Lebah  menjaga kualiti madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesihatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteria. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteria. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah berusaha untuk mengusirnya dari sarang.
 


Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya

Penyimpanan Maksima Dengan Bahan Minima
    Sarang yang dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah.
    Sarang tersebut tersusun atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
    Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematik memberikan alasannya: "struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling sesuai untuk memanfaatkan setiap bahagian unit secara maksimum". Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat bahagian yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.
    Pada kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek. 
    Kesimpulannya: sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Haiwan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari atau "diilhami" oleh Tuhan mereka.

Cara Menentukan Arah

Lebah biasanya harus terbang menempuh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk menemukan makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga tersebut. Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di sarang?
    Dengan menari!… Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini adalah  untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian yang diulang-ulang lebah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut, arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga lebah lain dapat mencapai tempat itu.
    Tarian ini berbentuk angka "8" yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat gambar di atas). Lebah tersebut membentuk bagian tengah angka "8" dengan mengibas-ngibaskan ekor dan bergerak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat gambar di atas).
    Akan tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga harus "mengetahui" seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bahagian bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk "menjelaskan" jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah minit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.

Keajaiban Madu

    Tahukah Anda, betapa madu merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui serangga kecil ini?
    Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.


Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.
(QS. Al Jatsiyah, 45: 13)

aneh tapi nyata (kisah-kisah ajaib)


Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, “Aku Mencium Bau Surga!” Seorang Doktor bercerita kepadaku, “Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?
Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?
Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau surga.!’ Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan pada dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium bau surga.’
Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta SWT.
Allahu Akbar… apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah SWT,
‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi.”
Ia melanjutkan kisahnya,
“Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya’ di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Maghrib pada hari yang sama.
I. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.
II. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
III. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiaannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.
Subhanallah… sungguh indah kematian seperti ini. Kita bermohon semoga Allah menganugrahkan kita Husnul Khatimah.
Saudara-saudara tercinta… kisah belum selesai…
Saudara Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?
Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang ter-larang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkannya; meninggal dengan mencium bau surga.
Ayahnya berkata,
‘Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU’.”
Aku katakan, “Maha benar Allah yang berfirman,
‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.’ (Fushshilat: 30-32).”
Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Ada tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain dari naunganNya…di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah.”
Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia berkata, “Wah…angin surga, sungguh aku telah mecium bau surga yang berasal dari balik gunung Uhud.”
(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN KARYA MUHAMMAD BIN SHALIH AL-QAHTHANI, PENERBIT DARUL HAQ, TELP.021-4701616 sebagai yang dinukil dari Qishash wa ‘Ibar karya Doktor Khalid al-Jabir)
sumber; http://www.alsofwah.or.id

islam agama sempurna

Siapapun boleh membandingkan dengan penelitian yang dilakukannya sendiri tentang agama-agama di dunia ini. Jika seorang peneliti tersebut mau benar-benar objektif, maka bisa dipastikan dia akan melihat Islam sebagai agama paling sempurna diantara agama-agama lainnya.
Kenapa begitu? Karena hanya Islam-lah satu-satunya agama yang komprehensif. Dia mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun, dan sekecil apapun urusan kehidupan manusia dimuka bumi ini yang luput dari Islam. Kesempurnaannya berarti tidak ada sedikitpun cacat yang terdapat didalam agama ini. Allah Swt berfirman,
”..pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maaidah :3)

Meyakininya adalah Perintah Allah Swt.
Dan kita sebagai seorang muslim wajib meyakininya. Memprogramnya dalam mindset kita. Sehingga menjadikan agama Islam ini sebagai jalan hidupnya (way of life). Perintah Allah Swt kepada setiap muslim untuk menjalani Islam secara keseluruhan, sempurna, dan mencakup semua aspeknya ada dalam firmanNya,
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah :208)
Perintah Allah Swt untuk menerima Islam sebagai agama yang sempurna dan harus kita ambil secara keseluruhannya merupakan alasan yang paling kuat bagi seorang muslim. Perintah Allah Swt juga merupakan alasan yang paling asasi/mendasar terhadap segala hal yang kita lakukan. Jika bukan karena perintah Allah Ta’ala, maka tidak wajib kita melaksanakannya.
Seperti ketika Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim a.s. ketika ditinggal ditengah gurun pasir yang tandus, dan sangat jauh dari air dan makanan, sang istri hanya bertanya,”Apakah ini perintah Allah?”. Lalu Nabi Ibrahim menjawab, “Ya”. Mendengar jawaban bahwa itu adalah perintah Allah Ta’ala, maka Siti Hajar berkata, “Jika memang begitu, maka aku percaya Allah tidak akan menyia-nyiakanku”.
Maka karena hal ini merupakan perintah Allah Swt, sikap kita sebagai seorang muslim adalah menerima dan taat. Seperti yang Allah Swt jelaskan dalam firmanNya,
“Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”…” (QS. Al Baqarah :285)

Islam Sempurna dalam Waktu
Islam sempurna karena diturunkan sebagai agama yang berlaku sepanjang jaman. Sejak manusia pertama yaitu Nabi Adam a.s. kemudian seluruh nabi-nabi sesudahnya membawa satu misi yang sama yaitu kalimat tauhid “Laa ilaha illallah”. Allah Swt berfirman,
“dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”.” (QS. Al-Anbiyaa’ :25)
Dan juga Allah Swt menyebut umat Nabi-nabi terdahulu sebagai muslim dalam firmanNya,
“…(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu,…” (QS. Al-Hajj :78)
Sampai ketika Rasulullah Saw diutus sebagai Nabi sekaligus sebagai penutup para Nabi, ajaran beliau berlaku HINGGA HARI KIAMAT. Nabi-nabi terdahulu ibarat membawa tongkat estafet yang akhirnya dan yang terakhir diberikan kepada Muhammad Rasulullah Saw. Seperti yang dijelaskan Allah Swt dalam firmanNya,
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab : 40)
Islam tidak akan pernah mengalami pendewasaan lagi dalam perkembangan jaman, karena Islam telah dewasa sejak dilahirkan! Islam juga tidak akan mengalami penyempurnaan lagi mengikuti kemajuan jaman, karena Islam telah sempurna sejak dilahirkan! Jika ada yang menganggap bahwa Islam perlu mengalami perubahan dalam syariatnya, maka sudah dipastikan bahwa itu adalah pemikiran yang sangat menyimpang.

Islam Sempurna dalam Tempat
Ajaran Islam adalah ajaran yang langsung bersumber dari Allah Swt Yang Menciptakan alam semesta. Maka sebagai Tuhan seluruh makhluk di alam semesta ini, Allah Swt sajalah yang berhak mengaturnya. Tidak ada sedikitpun ruang di alam semesta ini yang tidak terjangkau oleh kekuasaan Allah Swt. (lihat QS. 27: 59-64)
Hal ini berarti Islam bukan din yang hanya diperuntukkan bagi bangsa tertentu atau wilayah tertentu saja. Namun Islam adalah agama untuk seluruh manusia dimanapun mereka berada.
Islam berbeda dengan agama-agama lain. Seperti agama Nasrani misalnya. Umat Nasrani menganggap Nabi Isa a.s. sebagai Tuhan dan mengakui kitab Injil sebagai kitab suci mereka. Padahal Nabi Isa a.s. bukan Tuhan dan Kitab Injil hanya diperuntukkan bagi Bani Israel saja. Bukan untuk kaum yang lainnya. Allah Swt berfirman,
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maaidah : 72)
Begitu juga dengan umat Yahudi. Kitab Taurat hanya diperuntukkan bagi kaum Nabi Musa a.s. saja. Bukan untuk manusia diseluruh dunia. Maka ketika Nabi Muhammad Saw diutus sebagai Rasulullah, sekaligus sebagai penutup para Nabi, seluruh umat Yahudi dan Nasrani seharusnya tunduk dan beriman pada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Mereka harus beriman kepada Al-Quran dan menjadikannya sebagai Kitab yang sempurna dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya.
Nabi Muhammad Saw bersabda,
“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorang pun baik Yahudi maupun Nashrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Islam Sempurna dalam Ajaran
Islam memiliki ajaran yang sempurna. Hal-hal kecil dalam keseharian kita sekalipun diatur dalam Islam. Mulai kita bangun tidur di pagi hari sampai kita tidur lagi dimalam hari, semuanya tidak lepas dari Islam. Contoh kecil saja, ketika kita masuk ke kamar mandi, Islam mengajarkan untku berdoa terlebih dahulu, lalu masuk dengan menggunakan kaki kiri terlebih dahulu, lalu bagaimana adab melepas pakaian, ke arah mana ketika buang air, dan masih banyak lagi, sampai bagaimana adab ketika keluar dari kamar mandi tersebut. Semua tidak lepas dari ajaran Islam!
Sebagian orang menganggap sudah cukup berislam dengan merasa akidah sudah lurus dan ibadahnya sudah benar sesuai tuntunan Rasulullah Saw. Namun jika Islam hanya dipahami sebatas itu, maka berarti orang-orang tersebut memahami Islam secara sempit. Padahal urusan manusia mencakup peran mereka dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sangat kompleks. Dan semua itu masih dalam lingkup ajaran Islam. Maka jelas Islam bukan hanya dipahami sebatas ajaran tentang memurnikan akidah dan bagaimana cara beribadah yang benar. Ajaran Islam juga mengatur semua bidang-bidang yang kita temui dalam kehidupan.
Seorang ulama legendaris dari Mesir, Syaikh Hasan Al-Banna pernah mendeskripsikan bagaimana kesempurnaan ajaran Islam. Beliau berkata,
“Islam adalah bangunan yang utuh yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Islam itu negara dan tanah air. Dan dia pemerintah dan rakyat. Dan dia akhlak dan kekuatan. Dan dia rahmat dan keadilan. Dan dia kebudayaan dan undang-undang. Dan dia ilmu dan peradilan. Dan dia materi atau kerja dan kekayaan. Dan dia jihad dan dakwah. Dan dia pasukan dan pemikiran. Sebagaimana Islam adalah aqidah yang murni dan ibadah yang benar.”
***
Begitu luar biasa Islam dengan kesempurnaannya. Tidak ada alasan bagi kita untuk meragukan peran Islam dalam seluruh aspek kehidupan kita. Tidak ada lagi alasan untuk tidak mengambil Islam sebagai jalan hidup kita yang paling sempurna. Buktikan keimanan kita dengan mengesampingkan seluruh pemikiran-pemikiran lain diluar Islam yang dulu pernah membuat kita kagum karena kita anggap pemikiran bahwa itu lebih baik dari ajaran Islam! Serukan dengan lantang: “ISLAM IS MY LIFE, ISLAM IS MY WAY, ISLAM IS MY ATTITUDE!”
Dengan begitu, tidak ada lagi umat Islam yang merasa minder dengan agamanya! Dan tidak ada lagi umat Islam yang tidak bangga menyandang gelar sebagai seorang MUSLIM!
Hey Muslim! You are the greatest ummah created by Allah! So,.. be Proud!!

Penulis : Aditya Abdurrahman Abu Hafizh a.k.a Aik
Editor : Catalyst Fist