Halaman

Senin, 11 Februari 2013

Sunan Muria

Umar Hasyim dalam buku Sunan Muria, Antara Fakta dan Legenda (1983) berpendapat bahwa Sunan Muria adalah anak Sunan Kalijaga dengan isterinya, Dewi Sarah, puteri Maulana Ishaq. Sunan Muria ketika lahir diberi nama Raden Umar Said atau Raden Said. Beliau menikah dengan Dewi Sujinah, adik dari Sunan Ngudung dan mempuyai anak laki-laki yang diberi nama Pangeran Santri atau Sunan Kadilangu. Karya Sunan Muria di antaranya:
  1. Tembang Sinom
  2. Tembang Kinanti
BIOGRAFITidak ada yang meragukan reputasi Sunan Muria dalam berdakwah. Gayanya moderat, mengikuti Sunan Kalijaga, menyelusup lewat berbagai tradisi kebudayaan Jawa. Misalnya adat kenduri pada hari-hari tertentu setelah kematian anggota keluarga, seperti nelung dina sampai nyewu, yang tidak diharamkannya. Hanya, tradisi berbau klenik seperti membakar kemenyan atau menyuguhkan sesaji diganti dengan doa atau shalawat. Sunan Muria juga berdakwah lewat berbagai kesenian Jawa, misalnya mencipta macapat, lagu Jawa. Lagu sinom dan kinanti dipercayai sebagai karya Sunan Muria, yang sampai sekarang masih lestari (Hidayat dan Kristiyanto, 2001).
Lewat tembang-tembang itu ia mengajak umatnya mengamalkan ajaran Islam. Karena itulah, Sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata ketimbang kaum bangsawan. Daerah dakwahnya cukup luas dan tersebar. Mulai lereng-lereng Gunung Muria, pelosok Pati, Kudus, Juwana, sampai pesisir utara. Cara dakwah inilah yang menyebabkan Sunan Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwah tapa ngeli, yaitu dengan “menghanyutkan diri” dalam masyarakat.
Pengaruh Sunan Muria hingga saat ini masih besar. Sampai kini, kompleks makam Sunan Muria, yang terletak di Desa Colo, tidak pernah sepi dari peziarah. Kurang lebih ada sekitar 15.000 peziarah tiap hari. Mereka berasal dari seluruh pelosok Nusantara. Bahkan ada yang datang dari luar negeri, terutama dari negara Islam.
Beliau mengembangkan dan menyebarkan agama Islam di daerah pedesaan, terhadap kalangan rakyat jelata yang miskin dan masih belum terpelajar, terutama di lereng Gunung Muria. Dalam menyiarkan agama Islam beliau menggunakan media kesenian dan pelatihan. Media kesenian yang digunakan oleh beliau adalah karawitan atau gending, bahkan beliau menciptakan tembang berbahasa Jawa Sinom dan kinanthi. Hal ini menyebabkan masyarakat merasa gembira dalam mempelajari ajaran agama dan kemudian tanpa berat hati mau memeluk agama Islam. Selain kegiatan penyebaran agama terhadap rakyat jelata beliau juga mendukung Kerajaan Islam Demak serta ikut serta mendirikan Masjid Agung Demak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri komentar